Kamis, 23 September 2010

APA KATA ALKITAB TENTANG JUDI ??

dr.Westri Elfilia Arthanti bertanya :
September 24, 2010 at 10:13am
Judul: curhat...
Syalom pak dan,mau curhat n minta solusi neh...gmn ya ngasih tau bapak2 disini lg suka judi togel,jgn kaya gt...ada ayat nya ga sih jgn berjudi? Trus org disini ga ada yg mau jd guru sm, aku berencana mau buat training guru sm.tp carany gmn ya pak ? makasih pak.Gbu

**********************************************************

Syaloom dr.Westri...
Saya share-notes untuk yang pertama dulu ya ? Yang training SM menyusul, atau mau kirim pasukan Ebenhaezer ke Mamasa ?? 

Tentang Judi …..pertanyaanmu mudah, jawabannya yang agak sulit. wkwkwk … kalau ada yang berjudi, laporin saja sama Bang Rhoma Irama, biar di marahin. Soalnya dia bilang ”aku merana karena judi.. ” he..he..he.. 
Apa sih kata Alkitab tentang Judi ? Ada ayatnya nggak ? Nah..ini masalahnya, di Alkitab nggak ada ayat yang secara eksplisit melarang orang judi atau mendukungnya. Sama seperti nggak ada ayat eksplisit berkata ”Jangan Merokok !” cari di Alkitab, nggak ada... kalau cari di pom bensin malah ada. Tapi ditinjau dari sisi manapun, merokok itu tidak baik. Setuju bu dokter (pasti la yauw..). Nah demikian juga ”Jangan Berjudi”, mau cari ayat yang terang-terangan menuliskan itu, ya nggak ada. 

Namun justru di sini kita perlu tahu bahwa ketika Firman Tuhan tidak berbicara secara langsung tentang sesuatu, maka kita harus mencari prinsip alkitabiah yang dapat diterapkan untuk menentukan apakah hal itu benar atau salah. Untuk itu kita harus memahami : 

Apa sih yang dimaksud dengan Judi ? Menurut Wikipedia, perjudian adalah sebuah permainan, dimana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Jadi, Judi adalah sebuah pertaruhan. Sebuah tindakan spekulatif yang akan menghasilkan ”kemenangan” atau ”kekalahan”, dan untuk masuk dalam tindakan spekulatif itu, kadang orang harus mempertaruhkan sesuatu. Undianpun dapat masuk dalam kategori ini. 

Mengapa Alkitab tidak mencantumkan ayat yang secara khusus mengijinkan atau melarang perjudian ? Yach.. Meskipun mungkin kita tidak dapat mengetahui semua alasan, salah satunya adalah sebagian besar dari segala sesuatu yang kita perbuat dalam hidup melibatkan “pertaruhan,” resiko yang diperhitungkan. Marilah melihat kepada beberapa contoh umum tentang pertaruhan dalam hidup.
Ketika seorang petani menanam tanaman secara dini untuk memperoleh keuntungan dari penjualan hasil panen yang dini, dia beresiko kehilangan investasinya dalam bencana hujan lebat di musim semi. 
Ketika seseorang dalam bisnis “mempertaruhkan” uang dalam mengadakan kampanye, dia beresiko kehilangan investasinya. 
Ketika seorang Jenderal mengambil kesempatan di mana sebuah manuver dapat menghentikan langkah musuh, dia mempertaruhkan hidup tentara-tentara dalam misi itu. 
Ketika seseorang memperhatikan beberapa makanan yang sudah lama berada di dalam lemari es dan melewati tanggal kedaluwarsa, tidak mau membuangnya, dan berpikir, ”Mungkin tidak apa-apa,” dia berspekulasi bahwa makanan itu tidak akan membuat dia sakit (atau lebih parah lagi). 
Mengambil resiko adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. 

Pengkhotbah 11 : 6 : Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. 

Dilihat dari arti literer Judi, bukankah semua itu juga judi, karena mempertaruhkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu, dan resikonya apa yang ia harapkan dapat ia dapatkan (disitulah ia mendapat keuntungan/menang) atau sebaliknya ia justru kehilangan apa yang ia pertaruhkan (disitulah ia menjadi rugi / kalah

Alasan lain bahwa berjudi tidak disinggung secara khusus dalam Alkitab adalah karena ada kalanya hal itu berbaur dalam hiburan dengan cara yang tidak merugikan atau berdosa
Semua orang pernah menonton film karena “iklannya terlihat bagus,” tetapi kemudian membencinya dan merasa menyesal karena dia mengeluarkan uang untuk menonton film itu, sudah mengalami jenis pertaruhan itu, atau mengambil resiko.
Jika seseorang memainkan sebuah permainan, dan mereka setuju bahwa “yang kalah mentraktir makan malam,” itu adalah perjudian, tetapi biasanya itu bukan dosa. Banyak hal yang tidak merugikan dalam beberapa keadaan, misalnya seperti makan, tidur, minum anggur atau alkohol, atau seks, tetapi di dalam keadaan yang lain, hal itu merugikan dan berdosa. 

Contoh lain, soal Undian misalnya. Dosa apa nggak ? Nah, Jangan terkejut kalau saya katakan bahwa Alkitabpun pernah memberlakukan undian, dengan kata lain Undian Bukan Dosa. Misalnya :
1. Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu. (Bil 33:54)
Mungkinkah Tuhan memerintahkan melalui Musa agar orang Israel membagi dengan adil tanah yg mereka duduki, dengan cara yg berdosa, yaitu dengan undian? Jika jawabannya tidak, berarti undian, bukanlah hal yg berdosa. 

2. Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN. (Amsal 16:33)
Ayat ini lebih "straight to point" menyatakan kalau undian itu tidak salah, diperbolehkan bahkan dikatakan keputusannya berasal dari Tuhan. Tentu saja ayat ini harus kita maknai secara wajar. Kita tidak dapat mengatakan bahwa undian di meja judi keputusannya juga berasal dari Tuhan. 

3. Undian mengakhiri pertengkaran, dan menyelesaikan persoalan antara orang-orang berkuasa. (Amsal 18:18)
Ayat ini menjelaskan:
a. Undian sebagai alat untuk mengakhiri pertengkaran. Dalam skala yg lebih kecil, hal ini sering kita lakukan ketika melakukan suatu permainan. Misalnya dengan melakukan "pingsut/gamsut" atau "hompimpah". Ini adalah undian dalam bentuk yg sederhana. Pernah melakukannya? Apakah kita merasa berdosa ketika melakukannya?
b. Undian dapat dipandang sebagai media atau alat penengah yg adil. Karena tidak ada campur tangan manusia secara subjektif. 

4. Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.(Luk 1:8-9)
Tuhan sendiri menganjurkan untuk melakukan undian di dalam menetapkan siapa yg harus bertugas untuk masuk ke dalam Bait suci dan membakar ukupan. Lalu, apakah kita masih mengatakan undian itu sesuatu yg berdosa dan dilarang Tuhan ? Tentu tidak! 

Dengan kata lain, segala sesuatu yang terkait dengan pertaruhan, tindakan spekulatif, undian dan sejenisnya tidak dapat “di gebyah uyah” dengan menilai dosa atau tidak. Kita harus melihat motivasinya. Undian sendiri adalah sama seperti sebuah pisau, hanya berfungsi sebagai alat. Tetapi untuk tujuan apa pisau itu digunakan, itulah yg dapat membuat seseorang berdosa. Undian sendiri bukanlah dosa sejauh dilakukan untuk sesuatu yang tidak melanggar Firman Tuhan, entah undian itu berhadiah atau undian lainnya. Demikian juga Judi dalam pengertian yang lebih luas/umum, kadangkala dapat berupa dosa, kadangkala juga tidak. Oleh karena itu, kita harus menyelidiki Firman Tuhan untuk mendapatkan prinsip alkitabiah yang menyinggung hal ini, bukan dengan mencari ayat ”Jangan Berjudi”, ”Jangan Ikut Undian” dll. 

Prinsip pertama adalah PRINSIP KEHIDUPAN. Prinsip kehidupan yang paling penting adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan, dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. 
Juga, Alkitab berkata kepada kita, dalam Amsal 4: 7 :
”Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian”
[Hal terpenting yang harus pertama-tama kaulakukan ialah berusaha menjadi bijaksana. Apa pun yang kaukejar, yang terutama ialah berusahalah untuk mendapat pengertian – BIS]

Kebalikan dari hal ini, untuk jenis perjudian yang meresahkanmu, seperti lotere, adu jago, togel, gambler di Kasino-kasino, permainan kartu, pacuan kuda, pertandingan olahraga, undian dsb bukanlah sebuah demonstrasi kasih kepada Tuhan, kasih terhadap sesama, atau bahkan hanya merupakan hikmat yang sederhana. Sebaliknya, sebagian besar perjudian itu dilandaskan pada keserakahan dan ide bahwa uang kita adalah milik kita yang dapat digunakan sesuai kehendak kita. 

Hidup seperti ini bukanlah hidup orang berhikmat, melainkan hidup dalam kebodohan. Mengapa demikian ? Karena kelak setiap orang akan mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan tahta pengadilan Allah.
II Korintus 5:10 : Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat 

Ketika orang bersikap seperti, “Ini adalah uangku sendiri, kalau aku kalah dan uangku hilang, emangnya kenapa ? Toh itu bukan uangmu”. Namun benarkah ”Ini adalah uangku ?”. Bukankah segala sesuatu yang ada pada kita, yang kita miliki, baik harta, waktu, tenaga, kepandaian itu semua adalah milik kepunyaan Tuhan ? Apa yang menjadi milik Tuhan haruslah digunakan untuk kemuliaan-Nya, bukan untuk memuaskan nafsu dan hasrat mencari keuntungan pribadi. 

Alkitab berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor. 6:19,20). Tuhan mengharapkan kita menghormati Dia dalam segala perbuatan kita, dan Dia akan meminta pertanggungjawaban kita jika kita tidak hidup menurut jalan itu. 

Banyak orang yang bertaruh Rp.1.000, 5000, 10.000 untuk beli undian kuda lari, togel, porkas (dulu) atau apalah namanya, ...memang dengan harapan memenangkan lebih banyak uang, namun tidak mempertimbangkan betapa berharganya uang itu bagi sebuah keluarga miskin. Sejarah banyak mengisahkan banyaknya keluarga yang hancur dan bisnis yang bangkrut dari ”para gambler” tersebut. Mungkin mereka masih bisa membela diri dengan mengatakan bahwa ”toh uang yang dikeluarkan tidak banyak ? cuma 10.000” Tapi coba uang tersebut di investasikan selama 40 puluh masa kerja (umur 20-60 tahun), tentu kita tidak dapat lagi mengatakan bahwa uang itu jumlahnya sedikit. Fakta membuktikan bahwa judi seringkali membuat orang ketagihan. Jika kalah, orang akan penasaran dan akan terus mencoba sampai menang. Jika sudah menang, mana mau ia berhenti ? Kemenangan itu menyenangkan, dan orang cenderung mengulang perilaku yang menyenangkan. Lagipula, apakah kemenangan itu merupakan ”berkat Tuhan” ? Jika bukan datang dari Tuhan, namanya bukan berkat tapi kutuk. 

Selain membuat orang ketagihan sehingga menyalahgunakan milik Tuhan yang dipercayakan kepadanya dengan sia-sia, perjudian juga potensial membuat orang menjadi jahat. Orang bisa saja menjual harta bendanya bahkan anak istrinyapun ”dijual”. Apakah ini hikmat yang dikehendaki Allah ? Jelas bukan. Tidak sedikit para penjudi yang baru menyadari setelah segalanya terlambat, bahwa untuk memperoleh sebuah kemenangan ternyata sangat tidak sebanding dengan apa yang telah ia keluarkan selama ini. Tapi namanya penyesalan pasti di ”akhir cerita”. 

Dampak lain yang bisa terjadi, orang menjadi malas bekerja dan pikiran serta aktivitasnya hanya tertuju pada judi. Para gambler kartu tahan duduk sehari penuh dalam ”perjuangan” meraih kemenangan. Lupa dengan keluarga dan tanggungjawabnya. Para maniak kupon undian, bisa menjadi begitu bodoh dengan menafsirkan segala macam angka, mengotak-atik ”gathuk mathuk” segala fenomena, menafsirkan mimpi untuk menemukan angka ajaib. Di kampung saya, kalau ada kecelakaan, orang akan datang berbondong-bondong, bukan untuk menolong korban, tapi mau lihat angka plat mobilnya dan ”ditomboki”. Melihat kucing ”beol” di tempat tidur, lalu di ”othak-athik”. Kucing matanya 2, kakinya 4, ”beol” nya 3 x, di tempat tidur pada jam 8. Ketemunya 2438, terus dipasang. Lho ini khan kelihatan banget bodohnya. Bahkan orang yang kecanduan judi, biasanya mudah berdekatan dengan cara-cara iblis masuk hidup manusia dengan ramal-meramal, ke dukun, cari ”wangsit” di kuburan dsb..dsb.. nah, jika hidup yang indah dan mulia karunia Tuhan ini berubah menjadi begitu rendah, memalukan dan menghancurkan....dengan apakah kita dapat mempertangungjawabkan hidup ini kelak di hadapan Tuhan. 

Masalah lain dengan berpartisipasi dalam perjudian yang terorganisasi seperti kuda lari, kasino atau pacuan kuda sama artinya ikut mendukung dan bertanggungjawab dalam kegiatan yang menghancurkan hidup orang banyak. Penyelidikan menunjukkan bahwa biaya sosial dari perjudian sangat besar, dan banyak penyelidikan memperlihatkan bahwa biaya itu jauh lebih besar daripada keuntungan apa pun yang diperoleh penjudi. Siapa saja boleh menghadiri pertemuan ”Gamblers Anonymous atau Gam-Anon” (untuk sahabat atau keluarga dari orang yang kecanduan berjudi) dan mendengar cerita-cerita tentang hidup yang hancur, keluarga yang berantakan, dan bisnis yang gagal yang selalu berkaitan dengan industri perjudian. Jadi jika seorang Kristen berpartisipasi dalam perjudian yang terorganisasi, dia bukan saja terlibat dalam kesenangan atau hiburan yang tidak berbahaya, namun karena hidup orang-orang yang seharusnya kita kasihi seperti mengasihi diri kita sendiri sangat disakiti. 

Di dalam terang apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang bagaimana kita sebagai orang Kristen harus menjalani hidup kita dengan komitmen total kepada Tuhan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah hal itu sungguh bermanfaat meskipun dalam skala perjudian sosial yang kecil. Jika kita menang, kita sudah mengambil uang dari seseorang tanpa memberi imbalan apa pun kepadanya. Jika kita kalah, kita membuang uang kita yang mestinya dapat dipakai untuk tujuan yang lebih kudus. 
Alkitab banyak sekali berbicara tentang uang dan kekayaan, dan itu patut diperhatikan bahwa meskipun perjudian muncul dalam budaya-budaya alkitabiah, tidak ada ”orang benar” yang berpartisipasi di dalamnya. Lebih jauh lagi, meskipun Alkitab banyak memuat ayat tentang memperoleh kekayaan, tidak satu pun ayat yang menyinggung tentang memperoleh kekayaan melalui menang dengan perjudian.
Perhatikan beberapa ayat berikut ini : 
  1. Jangan menjadi hamba uang dan cinta akan uang . ”Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.(I Tim 6:10). Judi adalah bentuk yang paling banyak kita jumpai. Orang melakukannya seringkali karena cinta uang, akibatnya ia menyiksa diri, keluarga dan mengorbankan orang lain demi ”cinta uang”. Tuhan sangat membenci ketamakan dab keserakahan semacam ini.
  1. Manusia harus bekerja dan kekayaan harus dikumpulkan dengan cara yg halal
    Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.(Amsl 10:4)
    Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.(Pengkhtbh 9:10)
    Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.(Amsl 13:11)
    Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.(Amsl 15:6)
    Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.(Amsl 16:8)
Orang Kristen sebaiknya menjauhkan hal ini dalam hidup mereka dan secara bijaksana menginvestasikan uangnya untuk kepentingan-kepentingan yang lebih mulia dan kudus, sehingga nama Tuhan dmuliakan melalui hidup dan harta kita. 

Gimana ngasih tahu mereka ?
Perlu waktu, kesabaran, relasi dan doa. Karena men-tobat-kan para pecandu judi bukan perkara yang mudah, terlebih jika hal itu sudah menjadi tradisi kampung. Melekan bayi - judi, melekan manten - judi, melekan orang mati juga dipakai judi. Jalin relasi dulu - apalagi you adalah pendatang - baru pelan-pelan kasih tahu fakta dan dampaknya. Singgung juga waktu khotbah/PA..atau saat mereka sakit dan konsultasi kesehatan. Gunakan setiap kesempatan yang ada dengan sabar dan penuh cinta.
Gitu aja dulu, Selamat melayani 

GBU

God Bless You
From The Desk of :


"Hitherto the Lord has helped us."
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw



Tidak ada komentar:

Posting Komentar