Rabu, 13 Oktober 2010

BERAPA NILAI ANAK ANDA ?

Bertahun-tahun lamanya keluarga ini memiliki sebuah mobil butut yang seringkali merepotkan karena rusak, mogok dan 1001 sebab lainnya. Tidak berlebihan jika mereka memimpikan sebuah mobil yang jauh lebih baik dari mobil butut mereka.

Bertahun-tahun mereka berhemat, dan akhirnya mimpi itupun terwujud. Sebuah Mobil Mewah menempati garasi rumah mereka. Keluarga inipun larut dalam perayaan kebanggaan. Dalam banyak hal, masyarakat turut menahbiskan status pemilik berdasarkan apa yang dimilikinya. Di dalam fasilitas memang terletak banyak nilai bagi citra seseorang.

Waktupun berjalan, dan mobil mewah itu terawat dengan sangat baik. Ia telah mempersembahkan banyak jasa dan sukacita bagi keluarga. Hingga suatu ketika .. waktu berjalan dan menumbuhkan kreatifitas serta keingintahuan anak dari pemilik mobil. Termasuk sore itu.

“Pa,…Ma..lihat lukisanku”, kata anak ini ceria. Dengan tak sabar ia menarik tangan papa dan mamanya. “Ayo, pokoknya harus lihat.. cepat !”, anak itu terus nyerocos penuh semangat.
Dengan tersenyum papa-mama ini mengikuti langkah kecil anak tunggalnya. Dan “Haaa !!!”, senyum itu segera sirna. Orangtuanya hampir tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Lukisan yang dibanggakan anaknya tak lain adalah coretan-coretan gambar dengan paku pada tubuh mobil kebanggaan mereka.
Kemarahan orangtuanya meledak. Tangan mungil itu ditarik kuat-kuat dan dipukul sekeras-kerasnya dengan kayu. Tidak puas cukup sekali. “Pa.. aduh pa… ampun pa “, anak ini menangis sejadi-jadinya tanpa tahu mengapa ia dipukul.

Kemarahan begitu menyesakkan dada sehingga telinga menjadi tuli untuk mendengar jeritan si anak, mata jadi buta untuk dapat melihat banjir air mata dan warna tangan yang berubah biru lebam.

Malamnya, “Den.. badan adik panas sekali” kata pembantunya kuatir. “Kasih aja balsam sama obat turun panas !”, kata orangtuanya dingin. Demikian berlangsung berhari-hari. Anak ini kesakitan dan hanya diberi balsam dan obat turun panas. “Kesalahan” anak ini sulit dilupakan orang tuanya. Hingga akhir-nya, anak ini pingsan. Dengan berat hati, orang tuanya membawa ia ke Rumah Sakit.

“Kedua tangan anak ini harus di operasi, ada beberapa tulang yang hancur”, vonis dokter.
Mulut yang kemarin garang itu tiba-tiba kelu.Bisu. Lama…Lama sekali.

Merekapun berlari menghampiri anak semata wayang itu “Anakku, maafkan papa”, suara itu melengking menyayat hati. Air mata tak terbendung. Tapi.....sudah terlambat !!

Anak yang dikasihi cacat karena harga sebuah citra keluarga yang terluka.
Berapakah nilai anak anda dibandingkan harta yang anda miliki ?


Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
(Matius 18:10) - YPB
 

God Bless You

"Hitherto the Lord has helped us."
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar