Kamis, 19 Desember 2013

NATAL : KEBENARAN FAKTA BAHWA YESUS LAHIR 25 DESEMBER

@ By. Daniel Kurniawan


Bertolak dari keprihatinan saya terhadap orang-orang Kristen yang begitu mudah percaya bahwa Yesus tidak mungkin lahir pada 25 Desember dengan mengekspose berbagai data yang katanya akurat namun sebenarnya merupakan penyesatan. Sebagai contoh : Salah satu bentuk penolakan adalah dengan menyatakan bahwa Yesus tidak mungkin lahir di bulan Desember karena para gembala tidak mungkin berada di luar. Tahukah saudara siapa yang mempopulerkan pandangan ini ? jangan terkejut. Ini pandangan “Saksi Yehova” (Jehova’s Witnesses), yang bertolak dari thesis pemimpin mereka Charles Russel yang di sebarluaskan oleh Adam Clarke dan pengikut-pengikut lainnya sebagaimana di muat dalam bulletin mereka, yaitu “Watch Tower Bullettin”, Berikut tulisannya :
"It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about the Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain." (Adam Clarke Commentary, Vol.5, page 370, New York)
"Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama)."

Adam Clarke melanjutkan :
"During the time they were out, the sepherds watch them night and day. As. the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometime in october), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these sepherds had not yet brought home their flocks, it is a presumptive argument that october had not yet commenced, and that, consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than September, as the flocks were still in the fields by night. On this very ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is a chronological fact. See the quotation from the Talmudists in Lightfoot."
"Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila. hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan November, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba-domba berkeliaran di padang terbuka di malam hari. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari berbagai bukti inilah, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan

Nampaknya sangat masuk akal, terlebih ketika melihat dari sistem pembagian musim di Israel yang memiliki empat musim silih berganti, yaitu :
• Musim panas yang jatuh bulan Nisan-Siwan [Mar-Jun],
• Musim rontok yang jatuh pada bulan Av-Tishri [Juli-Okt],
• Musim dingin yang jatuh dari bulan Marshewan-Tevet [Nov-Jan]
• Musim semi dari bulan Tevet-Nisan [Jan-Apr].
Maka semakin kuatlah argumentasi bahwa tidak mungkin Yesus lahir pada bulan Desember, karena salah satu penandanya yaitu para gembala yang menjaga kawanan domba di padang membuktikan bahwa hal itu sangat tidak memungkinkan. Bulan Desember adalah musim dingin dimana cuaca sangat buruk, dan salju turun dengan deras dan tebal.

Bukan hanya meragukan kemungkinan kelahiran Yesus di bulan Desember yang dingin itu, para penentang Natal ini juga memunculkan berbagai konsep penolakan antara lain dengan menyatakan bahwa :
• Tradisi Natal adalah tradisi kafir para penyembah berhala era pra-kristen dengan perayaan Saturnalia-nya, dan ini dikuatkan dengan dasar keputusan pemerintah Romawi yang menetapkan Natal tanggal 25 Desember
• Berdasarkan penghitungan waktu semenjak kehamilan Elizabeth hingga kehamilan Maria menunjukkan bahwa Yesus lahir bukan di bulan Desember melainkan bulan September/Oktober.
• Alkitab tidak pernah memerintahkan/merayakan Natal dan tidak ada bukti-bukti Alkitabiah yang merujuk pada waktu/tanggal kelahiran Yesus.
• Berdasarkan tradisi hari raya Yahudi, kelahiran Yesus terjadi pada hari raya sukkoth sehingga daripada merayakan Natal (yang dianggap kafir) bukankah lebih tepat merayakan sukkoth.

Bukan hanya aliran Saksi Yehova, tercatat aliran-aliran yang menolak Natal antara lain :
- Aliran Gereja Yesus Sejati
- Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
- Seventh Day Baptist (Gereja Baptis Hari Ketujuh)
- Watch Tower/Jehova Witnesses (Saksi2 Yehuwa)
- United Church of God (Perserikatan Gereja Tuhan)
- Messianic Judaism (Yahudi Mesianik)
- Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (Unitarian Indonesian Church)
- SNM / Sacred Name Movement (Pengagung Nama Yahwe)

Gereja-gereja protestan, Katholik dan Orthodok pada prinsipnya mendukung perayaan Natal :
KATOLIK (Memakai Kalender Gregorian)
Yesus mati disalib tgl 14 Nisan [dalam kalender Yahudi], yg sama dgn 25 Maret [kalender Yulian yang dipakai di Gereja Barat]. Maka hari kematian Yesus [25 Maret] disamakan dengan hari saat ia mulai dikandung Maria. Jika dari 25 Maret ditambah 9 bulan [umur bayi dalam kandungan], maka diperoleh hari kelahiran 25 Des

ORTHODOX (Memakai Kalender Julian)
Gereja Timur merayakan Natal pada 6 Januari karena yakin bahwa tanggal 14 Nisan [kalender Yahudi] sama dengan tanggal 6 April [kalender Yulian], merupakan hari awal/pertama Maria mengandung Yesus. Ditambah 9 bulan dalam rahim Maria, maka Yesus dilahirkan 6 Januari [sama dengan perayaan Ephipania].

PROTESTAN (Tangggalnya Bebas, biasanya antara Desember-Januari)
Kebanyakan Gereja2 Protestan merayakan Natal tanpa berpatokan pada tanggal tertentu, biasanya antara pertengahan bulan Desember s/d. awal Januari.

Saya sendiri secara pribadi tidak terlalu mempermasalahkan tanggal perayaan Natal, karena dengan berbagai pertimbangan praktis, ada gereja-gereja yang merayakan Natal di luar tanggal 25 Desember, dan menurut saya ini sah-sah saja karena titik utama perayaan Natal sebenarnya adalah memperingati dan mensyukuri karya keselamatan Allah yang diwujudnyatakan melalui kedatangan/kelahiran Yesus Kristus.
Kolose 2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat
namun bukan berarti saya setuju dengan berbagai konsep di atas terkait ketidakmungkinan Natal yang sebenarnya adalah tanggal 25 Desember atau natal sebagai perayaan berbasis kekafiran.

Untuk itulah saya mengajak kita untuk mengkaji dengan terbuka :
• Apakah memang Natal berasal dari perayaan kafir penyembah “Dewa Matahari”
• Apakah memang Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember itu berdasarkan keputusan kaisar Kristen Romawi pertama , Konstantin I pada abad ke-4
• Apakah benar bahwa natal di rayakan tgl. 25 Desember karena Paus Julius I yang memutuskannya supaya orang-orang Romawi mau menjadi Kristen ?
• Apakah memang tidak mungkin Yesus lahir di bulan Desember karena bulan itu sangat dingin dan bersalju sehingga tidak mungkin ada gembala yang menggembalakan domba di padang ?
• Apakah benar bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin lahir di bulan Desember jika di perhitungkan dari masa kehamilan Elizabeth (Bundanya Yohanes Pembaptis) yang hamil usia 6 bulan ketika Maria hamil ?
• Apakah benar Alkitab tidak memerintahkan perayaan kelahiran Yesus/Natal ?

NATAL PERTAMA

Orang yang pertama kali merayakan Natal Kristus atau kelahiran Yesus Kristus tentu saja orangtuanya. Orangtua mana yang tidak senang saat anaknya lahir dengan selamat...?
Jadi orang yang pertama-tama merayakan kelahiran Kristus tentu saja Yusuf dan Maria.

Namun bukan hanya Yusuf dan Maria. Saat Kristus lahir ke dunia ini, para malaikat pun bersukacita merayakan kelahiran-Nya

Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
(Lukas 2:13-14)

Hanya Yesus Kristus saja yg kelahirannya dirayakan oleh para malaikat dan tertulis dalam Alkitab, lengkap dengan perintah untuk memperingatinya.

Atas penentuan ALLAH, malaikat mengabarkan berita sukacita kelahiran Yesus Kristus kepada para gembala hewan kurban yg selalu ada di padang di Migdal Eder di Betlehem dalam musim panas maupun musim hujan meskipun saat cuaca sedang dingin.


Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tu(h)an, di kota Daud.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
(Lukas 2:8-12)

Para gembala ini lantas datang mengunjungi bayi yg baru dilahirkan itu dan tergolong dalam mereka yang pertama merayakan Natal pertama, di samping Yusuf, Maria, dan para malaikat.

Kemudian malaikat-malaikat itu meninggalkan gembala-gembala itu dan kembali ke surga. Lalu gembala-gembala itu berkata satu sama lain, “Mari kita ke Betlehem melihat semua yang terjadi, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”
Mereka pun segera pergi lalu mendapati Maria, Yusuf, dan bayi itu, yang sedang berbaring di palungan.
Setelah mereka melihat bayi itu, mereka memberitakan kepada orang-orang, apa yang dikatakan oleh malaikat mengenai anak itu.
Semua orang yang mendengar apa yang diceritakan oleh gembala-gembala itu merasa heran.
Akan tetapi, Maria menyimpan semua hal itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Lalu gembala-gembala itu pulang sambil memuji dan memuliakan Allah, sebab semua yang mereka dengar dan mereka lihat, sama seperti apa yang telah disampaikan malaikat itu kepada mereka.
(Lukas 2:15-20)

Pada minggu kedua setelah kelahirannya atau setelah Yesus berusia delapan hari, Hana dan Simeon juga merayakan Natal Kristus yang pertama dengan syukuran, pujian pada Allah, dan menyampaikan nubuat dari Allah (Lukas 2:25-38).

Saat Yesus sudah berusia kanak-kanak dini, sebelum Dia berusia 2 tahun, pada awal musim semi, orang-orang Majus dari Timur datang untuk turut merayakan Natal yang pertama.

Lalu masuklah orang-orang majus ke rumah itu, dan melihat anak itu dengan Maria, ibu-Nya. Maka sujudlah mereka di hadapan anak itu. Mereka membuka tempat harta mereka dan mempersembahkan kepada-Nya persembahan berupa emas, sejenis damar yang wangi, dan kemenyan. (Matius 2:11)

Surat 2 Timotius 2:8 yg dituliskan pada sekitar pertengahan abad 1 Masehi mewajibkan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus

Ingatlah (mnēmoneue) ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
(2 Timotius 2:8)

Natal selanjutnya diteladani dan dilestarikan oleh umat Kristen generasi pertama, sebagaimana tercantum dalam Piagam Rasuli atau Konstitusi Apostolik yang pertama tahun 70 Masehi (abad 1 Masehi).

Catatan Gereja menyatakan :
"Saudara-saudara, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya (Natal) pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir". -
The Coptic Disdacalia Apostolorum. (Buku ke-5, Bagian III)

Tanggal perayaan peringatan kelahiran Yesus oleh Gereja Timur ini, setara dengan tanggal 6 atau 7 Januari menurut kalender Gregorian dan 25 Desember menurut kalender Julian.

Bulan ke-9 kalender Nisan, salah satu kalender Ibrani kuno, adalah bulan Teveth, sehingga tanggal 25 bulan ke-9 berarti 25 Teveth.
Tanggal 25 Teveth itu jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian tahun 5 SM.

Ayat 2 Timotius 2:8 pada sekitar pertengahan abad 1 Masehi dan piagam rasuli pada paruh kedua abad 1 Masehi menunjukkan bahwa Natal Perdana tahun 5 SM tersebut masih terus diperingati hingga abad 1 Masehi, bahkan diwajibkan untuk diperingati pada tanggal 25 Desember.
(25 Teveth pada tahun 5 SM kalender Julian adalah tanggal 25 Desember).

Selanjutnya, Saya akan membahas beberapa hal yg berkaitan dengan Natal :

1. Apakah ada perintah dalam Alkitab bahwa orang Kristen harus memperingati kelahiran Yesus (Natal)...?

Ada beberapa orang mengatakan, bahkan mungkin mereka adl orang Kristen yg taat mengatakan,"..Memperingati kelahiran (Natal) Yesus itu tidak penting, yg penting kematian-Nya, krn memperingati kelahiran (Natal) Yesus itu tidak ada perintahnya dlm Alkitab.."

Saya mau mengatakan, "..Memperingati kelahiran, kematian & kebangkitan Yesus memiliki dasar yg Alkitabiah.."

Let me show you this

2 Timotius 2:8
"Ingatlah (mnêmoneue) ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.

mnêmoneue artinya to call to mind ; to make mention of.

Menurut ayat di atas, ada dua hal penting yang diberitakan dalam Alkitab :
1. Kebangkitan dari kematian Yesus Kristus
2. Kelahiran Yesus Kristus (Natal).

Kata "ingatlah" menggunakan kata 'mnêmoneue' dari kata dasar 'mnaomai', meletakkan sesuatu di dalam pikiran.

Tulisan rasul Paulus "ingatlah ini" - 'mnęmoneue' adalah imperatif (perintah) dari kata 'mnęmoneuô', "mengingat", "menyimpan dalam ingatan".
Jika ditelusuri lebih lanjut kata 'mnęmoneuô' berasal dari akar kata yg sama yaitu 'mnaomai' seperti yg diperintahkan oleh Yesus Kristus dalam ayat ini:

Lukas 22:19
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: 'Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (eis tên emên anamnêsin)"

Kata anamnêsin' berasal dari kata 'mnaomai' yg artinya meletakkan sesuatu di dalam pikiran.
So...
1.Apa kita HANYA "mengingat" kematian Kristus..?
2. Apa kita tidak mau "mengingat" kebangkitan-Nya..?
3. Apa kita tidak mau "mengingat" kelahiran-Nya..?

Kebangkitan & kelahiran Yesus itulah yang menjadi "inti" pemberitaan dari ayat yang tertulis dalam 2 Timotius 2:8 di atas.

Merayakan berbeda dengan memperingati atau mengingat. Merayakan cenderung berhura-hura, berpesta. Tetapi "mengingat" adalah lawan dari kata "melupakan". Apa anda mau melupakan kelahiran Kristus..? Dengan dasar 2 Timotius 2:8, memperingati Kelahiran Kristus, bukan hal yg dilarang atau "TIDAK Alkitabiah".
Memperingati kelahiran Kristus adalah sesuatu yg Alkitabiah.

==================================

2. Benarkah Yesus lahir tanggal 25 Desember...?

Memang banyak kalangan yang mempertentangkan tanggal dan bulan kelahiran Yesus.
Ada teori yg mengatakan bahwa Yesus lahir bulan Mei, ada yg mengatakan pada hari raya Sukkoth (bulan September), dsb.
Namun semua pemahaman diatas hanyalah tesis-tesis yg sangat diragukan kebenarannya.
Kita akan coba membuktikan Yesus lahir tanggal 25 Desember dengan perhitungan seperti di bawah ini :

a. Hari kelahiran Yohanes Pembaptis.

Data dalam Injil tentang kelahiran Yohanes Pembaptis adalah Lukas 1:5-25.
Beberapa kalangan menafsirkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari raya Yom Kippur.
Namun penafsiran tersebut lemah karena dalam hari raya ini, yg bertugas sebagai Imam dalam Bait Suci adalah Imam besar.
Mungkinkah Zakaria adalah seorang Imam besar...?
TIDAK !!!
Dalam Lukas 1:8-9 dituliskan bahwa Zakaria mendapat tugas sebagai Imam dalam Bait Suci karena dia mendapat "undian".
Ingat, seorang Imam Besar tidak diundi untuk bertugas dalam Bait Suci karena itu memang adalah tugasnya.
Jadi mustahil itu adalah perayaan Yom Kippur karena yang bertugas dalam Bait Suci pada hari raya tersebut adalah Imam Besar, dan seorang Imam Besar tidak melaksanakan tugas dengan undian.
Jadi hari raya apakah itu...?
Perlu diketahui bahwa orang Yahudi memiliki banyak hari raya.
Ada Hari Raya Paskah, Hari Raya Roti Tak Beragi, Pentakosta (Shavuot), Rosh Hashanah, Yom Kippur, Sukkot, dll.

Salah satu hari raya yg juga dirayakan seluruh orang Yahudi dan mengharuskan semua orang Yahudi dari perantauan merayakannya adalah hari raya Sukkoth.
Hari raya Sukkoth berlangsung antara tanggal 15-21 Tishri atau 5 hari sesudah hari raya Yom Kippur. Pada hari raya Sukkoth ini, Imam yang bertugas tidaklah harus seorang Imam Besar, dan memungkinkan Zakharia yang bukan seorang Imam Besar, kena undian dan mendapat tugas membakar ukupan dalam Bait Suci. Jadi bisa dipastikan yaitu kunjungan malaikat Gabriel kepada Zakaria terjadi pada hari raya Sukkoth. Kedatangan malaikat Gabriel pada Hari Raya Sukkoth juga cocok dengan perhitungan menggunakan waktu giliran tugas rombongan Abia yang bertugas dari 13-20 Tishri 3756 (kalender Ibrani purba) atau 23-30 September 5 SM (Kalender Masehi Gregorian) atau 25 September 6 SM sampai 30 Oktober 6 SM (Kalender Masehi Julian).

Jadi dalam perhitungan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa malaikatl Gabriel datang mengunjungi Zakaria pada waktu perayaan Sukkoth yg jatuh pada tanggal 15-21 Tishri. Kemungkinan waktu Zakaria dan Elizabeth melakukan hubungan badan adalah setelah Zakaria selesai bertugas sebagai Imam di perayaan tersebut.
Jadi kita bisa simpulkan bahwa janin Yohanes terbentuk paling cepat pada tanggal 17 Tishri.

b.) Kandungan Maria

Data dalam Injil terkait kehamilan Maria terdapat dalam Lukas 1:26-38. Dituliskan bahwa saat Malaikat Gabriel mengunjungi Maria usia kehamilan Elizabeth adalah 6 bulan (Lukas 1:36).
Kita dapat menghitung waktu kehamilan Maria adalah tanggal 17 Tisyri + 6 bulan usia kehamilan Elizabeth.
Dalam perhitungan ini kita bisa menyimpulkan bahwa janin Yesus dalam kandungan Maria terbentuk pada 17 Nisan.

c.) Kelahiran Yesus.

Diatas kita sudah mendapatkan perhitungan tentang waktu kehamilan Maria terjadi pada 17 Nisan. Rata-rata waktu kehamilan wanita berkisar kurang lebih : 9 bulan 10 hari (40 minggu/280 hari), namun kita menggunakan penghitungan normal yaitu 9 bulan.

Hal ini juga berlaku dizaman bapa Abraham, ribuan tahun sebelum kedatangan Yesus dimana waktu perhitungan normal usia kehamilan adalah 9 bulan.

Seorang dari mereka berkata, "Sembilan bulan lagi Aku akan kembali. Dan pada waktu itu Sara istrimu akan mendapat anak laki-laki." Pada saat itu Sara sedang mendengarkan di pintu kemah, di belakang tamu itu. (Kejadian 18:10 - Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Dari perhitungan ini kita bisa mendapatkan waktu kelahiran Yesus adalah 17 Nisan + 9 bulan usia kandungan Maria yaitu 25 Teveth. Jadi dalam Kalender Yahudi Yesus lahir pada 25 bulan Teveth.

Perhitungan kalender Yahudi 25 Teveth dalam perbandingannya dengan kalender Julian kuno tahun 5 SM adalah "..25 December..".
Jadi dalam perbandingan kalender Yahudi dengan penanggalan Julian kuno bisa kita simpulkan bahwa Yesus memang lahir pada 25 Desember tahun 5 SM.
Ini bukan cocok-cocokkan seperti yang dilakukan kalangan Liberalis, sebagian polemikus Kristen dan Saksi Yehova yg menyesatkan, karena kita melakukan perhitungan berdasarkan data-data yang valid. Umat Kristen tidak perlu takut memperingati Natal 25 Desember karena memang terbukti bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember 5 SM.

====================================

3.) Apakah benar 25 Desember adalah perayaan pagan Saturnalia untuk menyembah dewa matahari yang kemudian di adopsi bapa-bapa Gereja dahulu untuk merayakan Natal...?

TIDAK !!!

Orang-orang yang mengatakan bahwa peringatan Kelahiran Kristus di adopsi dari perayaan pagan Saturnalia untuk menyembah dewa matahari adalah orang-orang yg buta wawasan dan sejarah.
Perayaan Saturnalia diadakan pada 17 Desember, dahulu biasa dilakukan sehari namun belakangan berkembang menjadi 7 hari. Jikapun ditambah 7 hari maka perayaan Saturnalia berlaku sampai 24 Desember BUKAN 25 Desember.
Dan juga, isu-isu yg mengatakan bahwa 25 Desember dahulu adalah perayaan untuk menyembah dewa matahari yaitu dewa saturnus adalah orang-orang buta wawasan. Selain perayaan Saturnalia bukan dilakukan pada 25 Desember melainkan 17-24 Desember, nama dewa matahari bernama Helios bukan Saturnus. Saturnus adalah dewa pertanian.

Jadi tanggal 25 Desember bukanlah perayaan dewa matahari yang katanya di adopsi bapa Gereja untuk memperingati kelahiran Kristus.
Semua teori tersebut adalah HOAX karena pengembang teori tersebut adalah orang-orang yg kurang mau menggali kebenaran dalam sejarah Gereja Kristen.

====================================

4.) Bukankah 25 Desember adalah musim salju.
Bagaimana para gembala mengembalakan kawanan dombanya di musim salju...?


Di dalam Targum Jonathan dari Kejadian 35:21, dipahami bahwa Migdal Eder akan menjadi tempat dinyatakannya Sang Mesias.

"And Jakob proceeded and spread his tent beyond the tower of Eder, the place from whence, it is to be, the King Meshiha will be revealed at the end of the days.

Dalam konteks inilah malaikat-malaikat memberitakan kabar kesukaan tentang kelahiran Sang Mesias sebagai Sang Anak Domba Allah.

Lucunya, banyak polemikus Muslim dan sebagian orang Kristen yg tidak paham konteks, menafikkan begitu saja kisah-kisah Natal sebagai sesuatu yg tidak masuk akal terjadi pada bulan Desember

Teolog liberal di Eropa yg seringkali tidak memahami konteks Perjanjian Lama, menafsirkan secara sembrono kisah-kisah Natal dalam Perjanjian Baru.
Salah satu contohnya domba-domba dan gembala yang dicatat oleh Lukas.

Dalam banyak rincian tulisannya, khususnya Kisah Para Rasul, keterangan Lukas dibuktikan sangat tepat oleh Archeologist.
Dalam kaitan dengan peringatan kelahiran Yesus Kristus, 25 bulan Tebeth (Ibrani) atau Desember, Lukas menulis:

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal dipadang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam . (Lukas 2:8)

Pertanyaan yang lazim dikemukakan, "..Mungkinkah ada kawanan domba yang digembalakan di padang pada waktu malam di musim dingin...?..".
Pertanyaan ini, tentu saja memustahilkan penanggalan Gereja seperti yang sudah kita bahas mengenai tanggal Kelahiran Kristus.

Pertanyaan itu memang menarik. Tetapi sayang sekali, semua sikap yg cenderung meremehkan kisah-kisah seperti itu dalam Alkitab, kurang dilengkapi dengan pemahaman yang memadai mengenai latar belakang tradisi Yahudi.
Khususnya mengenai pengharapan Yahudi mengenai kedatangan Messias.
Pertanyaan di atas, dapat dijawab dengan dasar sebagai berikut :

Sesuai dengan pengharapan Yahudi tampaknya yg dimaksudkan Lukas dengan padang gembala itu bukan padang gembala pada umumnya. Tetapi menunjuk kepada Migdal Eder, "Menara Kawanan Domba" yang disebut dalam Targum Yonathan.
Latar belakangnya, seperti dicatat dalam Kejadian 35:16-22.

Genesis 35:16-21
16 And they journeyed from Bethel; and there was but a little way to come to Ephrath: and Rachel travailed, and she had hard labour.
17 And it came to pass, when she was in hard labour, that the midwife said unto her, Fear not; thou shalt have this son also.
18 And it came to pass, as her soul was in departing, (for she died) that she called his name Benoni: but his father called him Benjamin.
19 And Rachel died, and was buried in the way to Ephrath, which is Bethlehem.
20 And Jacob set a pillar upon her grave: that is the pillar of Rachel's grave unto this day.
21 And Israel journeyed, and spread his tent beyond the tower of Edar. (KJV)


Di situ dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu ia melahirkan Benyamin, yang lalu dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu Bethlehem. Kubur Rahel itu ada di Bethlehem hingga sekarang. Di sebuah bangunan dengan kubah putih, di situ ada Menorah dan tulisan Ibrani : Qubr Rahel, "kuburan Rahel".

Dalam Targum Yonathan, Migdal Eder, "Menara kawanan domba", tempat Israel memasang kemahnya (Kejadian 35:21), disebut sebagai tempat Messiah akan dinyatakan.

Edersheim menuliskan demikian :
And yet Jewish tradition may here prove both illustrative and helpful. That the Messiah was to be born in Bethlehem, was a settled conviction. Equally so, was the belief , that He was to be revealed from Migdal Eder, 'the tower of the flock.' This Migdal Eder was not the watchtower for the ordinary flocks which pastured on the barren sheepground beyond Bethlehem, but lay close to the town, on the road to Jerusalem. A passage in the Mishnah leads to the conclusion, that the flocks, which pastured there, were destined for Temple-sacrifices, and, accordingly, that the shepherds, who watched over them, were not ordinary shepherds. The latter were under the ban of Rabbinism, on account of their necessary isolation from religious ordinances, and their manner of life, which rendered strict legal observance unlikely, if not absolutely impossible. The same Mishnaic passage also leads us to infer, that these flocks lay out all the year round, since they are spoken of as in the fields thirty days before the Passover -- that is, in the month of February, when in Palestine the average rainfall is nearly greatest. Thus, Jewish tradition in some dim manner apprehended the first revelation of the Messiah from that Migdal Eder, where shepherds watched the Temple-flocks all the year round. Of the deep symbolic significance of such a coincidence, it is needless to speak".
(Afred Edersheim in The Life and Times of Jesus The Messiah, p186-187)


Menurut literatur Yahudi: Mishnah, Shekinah 7, 4 domba-domba yang disebut dalam kaitan dengan Migdal Eder itu bukan domba-domba gembalaan biasa, tetapi domba-domba kurban Bait Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala yang khusus menurut peraturan rabi-rabi Yahudi.

Karena itu, letak Migdal Eder menurut keterangan Mishnah berada di suatu jalan tertutup dalam perjalanan dari Betlehem menuju ke Yerusalem.

Karena tempat itu memang tempat tertutup, mungkin dikelilingi benteng, sehingga ‘domba-domba di padang itu dibiarkan digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim hujan’ (Talmud, traktat: Bezah 40a, Tsepta Bezah 4:6).


Untuk ukuran domba-domba biasa di padang belantara memang tidak mungkin, sebab domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turunnya hujan pertama (kira-kira bulan Nopember)".

Bahwa Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan khusus seperti itu, hal ini wajar karena tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban, dalam hampir semua lingkaran tahun liturgis.

Theolog Alkitab menjelaskan Menara Pengawas, Migdal Eder demikian:

“…we know that Migdal Eder was the watchtower that guarded the Temple flocks those who were being raised to serve as sacrificial animals in the Temple. These were not just any flock and herd. The shepherds who kept them were men who were specifically trained for this royal task. They were educated in what an animal that was to be sacrificed had to be and it was their job to make sure that none of the animals were hurt, damaged, or blemished.”

Ada fakta lain yg menarik tentang tradisi Natal. Dalam penanggalan liturgi Yahudi, perayaan yang jatuh pada bulan 25 Kislew sampai 2 Tebeth (Desember/Januari) adalah Hari Hanuka ("penahbisan Bait Allah").

Hari raya ini memperingati kemenangan Yuhuda/Yudas Makabe pada tahun 165-164 sebelum Masehi, karena kejahatan Anthiokus Epifanes yang menajiskan Bait Allah (2 Makabe 10:6).


Dalam Yohanes 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini adalah penyalaan lampu-lampu terang, sehingga sejarahwan Flavius Yosephus menyebutnya : "Hari Raya Terang" (Antiquities 12:325). Bisa saja dari upacara inilah umat Kristen mengadaptasi penyalaan lilin-lilin dan lampu Natal.

Lagipula, pada tanggal 25 Desember di Betlehem adalah musim dingin dengan suhu rata-rata antara 9° hingga 18° C. Kisaran suhu di Betlehem pada musim dingin berada dalam rentang antara 2° hingga 18° C.
Betlehem itu memiliki iklim Mediterania, dengan musim panas yang panas dan kering dan musim dingin. Suhu Winter (pertengahan Desember baru awal musim dingin & berlangsung sampai pertengahan Maret) bisa dingin dan hujan. Januari adalah bulan terdingin, dengan suhu berkisar 3-11 derajat Celcius (39-53 ° F). Dari bulan Mei hingga September, cuaca hangat dan cerah. Agustus adalah bulan terpanas, dengan tinggi 27 derajat Celsius (81 ° F).

Jadi pada tanggal 25 Desember di Betlehem tidak turun salju tebal karena Betlehem terletak di Israel Selatan. Salju hanya bisa terjadi pada suhu 0° C sampai minus dan itu biasa terjadi di Israel utara.

Adapun salju tipis sampai di bagian selatan diakibatkan tiupan angin yang membawa salju dari Israel utara. Dan perlu di ingat juga, walaupun di musim dingin para gembala tetap harus menggembalakan ternak mereka..
Kita bisa mengambil contoh dari kisah Yakub dan Laban dalam Kejadian 31:38-40.


Kawanan ternak mereka harus di gembalakan walaupun pada musim dingin. Apalagi kita tahu bahwa saat itu Yakub tinggal di bagian utara Israel yg cuacanya sangat dingin dan bersalju, namun mereka tetap menggembalakan ternaknya bahkan di musim dingin.

Jadi teori yang mengatakan bahwa Yesus tidak mungkin lahir pada 25 Desember karena saat itu musim dingin dan para gembala tidak mungkin menggembalakan kawanan ternaknya pada musim dingin adalah teori yg tidak beralasan. Mungkin dibagian Amerika dan Eropa saat itu adalah musim salju, namun Yesus kan tidak lahir di Amerika atau Eropa. Yesus lahir di Betlehem, dan keadaan cuacanya tidak sama dengan iklim di Amerika atau Eropa.

Kesimpulannya, sekali lagi, tidak ada yg janggal dengan kelahiran Yesus Kristus pada bulan Tebeth/ Desember, sebagaimana yg ditetapkan dalam hitungan liturgi Gereja selama ini.

TUHAN MEMBERKATI



"Hitherto the Lord has helped us."
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar