Minggu, 11 November 2012

MBA-TEK & MBA-TIN


Kemarin usai pelayanan pembekalan bagi GKMI Ebenhaezer cabang GKMI Surabaya, aku dan istriku, Ani Widjaja melewati kota Kudus...jalan A.Yani..melewati Rumah Mode..bangunan kuno yang gagah yang disulap jadi outlet pakaian,resto dan kolam renang dibelakangnya. Kami kenal baik dengan pemiliknya..bahkan sering diundang untuk ngobrol manakala usai pelayanan di GKMI Kenari Kudus.. Ngobrol soal mendidik anak, soal bisnis dan lain sebagainya... Usai dijamu dengaan aneka makanan Thailand, pulangnya pastilah dibawakan pizza dan makanan kesukaan anak anak...hehehehe. Malam kemarin saya dan istri tidak mampir, mengapa? Satu karena sudah kemalaman, kedua ya sungkanlah kalau diajak makan dan dibawain makanan terus dan ketiga karena dari Pati sudah banyak di bawakan makanan dari keramahtamahan jemaat mereka. Pak Tjing Hartono yang punya kebun mangga...membawakan kami satu dus dengan 3 macam mangga yang matang pohon... Bu Maya khusus membelikan soto kemiri kesukaan kami dan usai makan nasi gandul...dibungkusin pula lauk gandul untuk dibawa pulang. Jadi perut full dan mobil mulek baunya campuran antara mangga, soto dan gandul.....

Saat melewati Rumah Mode, saya nyeletuk ...aku pingin punya rumah kuno seperti itu, tanahnya luas, bangunannya tinggi gagah, pilar pilar kokoh dan pintu jati yang besar membelah dua. "Ya diyakini saja...nanti kan bisa", jawab istriku pendek. Hmmm...fokus ala the Secret....the law of attraction....Hehehe, jadi inget dulu waktu di daulat oleh pak Ronny Zenith..untuk memimpin renungan motivasi di acara pembagian undian berhadiah dari bank ANZ. Saat itu aku duduk semeja dengan pak Ronny dan beberapa orang lainnya. Usai menyampaikan renungan motivasi soal keyakinan...acara undian berhadiahpun di gelar..

Pak Ronny sebagai salah satu boss tentulah berharap mendapat hadiah utamanya, yakni mobil Jazz warna biru. Namun dalam putaran undian itu dia hanya mendapat TV.. Wuuah kecewa pastinya..., Sampai dipuncak acara hadiah utama akan di undikan......pak Ronny minta saya mendoakan agar dia dapat hadiah utamanya... Aku agak kaget dan spontan bilang "..kan bapak sudah dapat TV.. apa bisa dapat lagi?" Lalu dia berkata: "oh iya masih mungkin...karena saya masih punya satu account lagi yang bisa diundi.." Waah enaknya jadi wong sugih...accountnya banyak. Aku lihat wajahnya agak tegang...mbateg... Lalu aku menenangkan dengan berkata : "fokus saja pak...mbatin jangan mbateg......"

Lalu tiba tiba muncul di benakku tuiiing, satu ide..: "Apa begini..aku ikut mbatin, nanti kalau pak Ronny dapat Jazz nya,.. TVnya buat aku ya...", kataku.. Dia tersenyum dan berkata: "Iyo...kalau aku dapat Jazz, TV nya aku kasih ke pak Tim..." Wuiizzz mantep.., memang sejak awal aku yang jadi penggembira sempat mbatin, seandainya aku bisa dapat hadiahnya....tapi kan aku ndak ikut nabung, kalau toh ikutan nabung juga saldoku nggak cukuplah untuk bisa ikut undian yang bergengsi ini...yang datang aja para boss.... Bagaimana bisa dapat hadiah kalau ndak nabung......hehehe, ada ada aja ini pikiran nglantur... Maka saat diminta mendoakan agar pak Ronny bisa dapat Jazz, ya aku langsung pikiranku cling nyambung dengan ngelamunku yang tadi, aku beranikan aja minta saja TVnya... kan sama sama untung.. dia dapat Jazz...akupun kecipratan TV...nothing imposible lah.

Aku yakin saat itu kami lagi menyelaraskan pikiran, mengubah dai mbateg ke mbatin...... Dan....saat hasil undian utama dibacakan.. mak dueeer seperti petir disiang bolong..hadiah utamanya, mobil Jazz jatuh ke tangan pak Ronny.. Pak Ronny tertawa lepas senenge puol...wah wong sugeh entuk Jazz yo senenge podho karo aku entuk TV ki....hahahahah... "ciamik tenan doamu pak..." katanya.

Mengingat akan hal itu, maka akupun mengaminkan saran istriku untuk meyakini...siapa tahu some day, kami bisa punya rumah kuno yang besar. Gambaran akan rumah kuno memang melekat kuat di memory kanak kanakku. Dulu, tahun 1969, orang tuaku pindah ke Kudus..saat itu umurku baru 2 tahun. Keluarga kami jatuh miskin dan sering berpindah pindah... kalau pindah ya brondong petong,,bayangkan anak 10, dan aku anak yang paling kecil. Di Kudus, kami dipinjami dua kamar besar di rumah emak engkong, rumah kuno di jalan Bitingan Lama 30 Kudus..Walau besar 2 kamar yang dipinjamkan tetapi kalau dipakai untuk 12 orang..pastilah sesek. Dan saat rumah itu berganti tangan kepemilikan atas saudara yang lain, kamipun dipindahkan lagi ke gudang belakang dan kebawah bekas pawon dengan lantai plesteran.. Gudang yang dijadikan kamar itu terkenal angker, karena ada sumur yang di tutup dibawahnya.. Soal angker ini memang sudah terkenal, karena baik dikamar ruang tama maupun di gudang juga sama angkernya... Konon banyak orang (tamu) yang bilang ada penampakan dan bahkan darah bisa ada dikelambu ranjang tidur...suara glodak glodak dlsb. Namanya juga hidup susah...kesusahan itu sendiri se=udah angker...makanya demit dan sejenisnya tak lagi menakutkan kita...setan ora doyan, demit ora ndulit... Amin...

Ruangan bekas pawon yang di bawah itu kami perbaiki.. disekat sekat dengan tripleks, dijadikan ruang tamu, ruang makan dan kamar tidur.. Kalau pas hujan lebat ya asyiik juga kita bisa getekan (bambu yang diikat untuk buat perahu...) pokoknya be happy lah atas segala situasi. yang sudah cuma satu....toilet untuk buang air besar ada jauh dibelakang melewati kebun...bisa berkaraj 25 an meter dari rumah pawon tersebut... Bayangkan kalau malam malam pas muless... waduh, ditahan sakit ndak ditahan harus jalan melewati kegelapan dengan senter ke kakus yang angker juga.. walah mak....untung kami punya bleki yang akan nemeni di depan kakus.. jian uji nyali tenan. Saat berganti pemilik lagi, kamipun harus pindah dari rumah kuno yang penuh kenangan itu ke rumah sendiri yang berukuran 102 m saja...Hedewww sempit rasanya, kami tingkat...biar muat.. walau kecil dan sempit namun home sweet home.. Rumah itu dibeli oleh keringat kakakku yang kerja di jakarta...

Kenangan masa kecil yang muncul bagai video clip itu kerap muncul dalam mimpi mimpiku..juga malam kemarin saat aku melintasi rumah Mode. Tidak heranlah jika aku pingin suatu hari membeli atau membangun rumah dengan model kuno... Apakah ini upaya pembuktian dari masa kecil yang susah, lalu ingin mengulang kembali memory dan waktunya...dengan (tambahan) memimpikannya sebagai rumah sendiri...? atas kelelahan digusur sana sini???..... Ataukah memang rumah tua itu punya daya eksotisnya sendiri....Atas kedua kemungkinan yang sama sama berpeluang benar itu, akupun tak peduli...Jika itu bisa menanamkan energy bagi rumusan mimpiku...dan mbatinku, kenapa tidak...??

Semangatku ternyata berdampak pada injakan pedal gasku...ngebut hingga tak terkejar oleh dua mobil yang dari tadi mengintiliku.... Mbateg dan mbatin ada sekaligus mengiringi perjalananku.. Istriku mbateg karena aku ngebut...dan aku mbatin akan rumah kunoku...



by : Timotius Adi Dharma
Selasa, 06 November 2012



God Bless You

"Hitherto the Lord has helped us."
Ebenhaezer
From the desk of  Daniel Lauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar