Senin, 08 Juni 2015

MENDERITA SEBAGAI SEBUAH PILIHAN



Renungan Warta Jemaat No.344
Minggu, 15 Maret 2015
Thema Masa Raya Paskah : Cross to Heaven
Pra Paskah IV
Markus 8:31-38

Nampaknya ini bukan opsi yang menarik, juga bukan pilihan yang masuk akal. Orang yang berada dalam penderitaan saja ingin segera keluar dari penderitaannya, lalu untuk apa menjadikan penderitaan sebagai sebuah pilihan ?. Inilah inti teguran Petrus yang berbalik dengan teguran Yesus atas cara berpikirnya. “Enyahlah Iblis ! sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu apa yang dipikirkan Allah ? Kita tentu harus melihat konteks dari pernyataan Yesus ini. Pada masa itu, rakyat ingin berontak melawan Romawi. Mereka berpikir cara perang adalah solusi terbaik. Namun bagi Yesus, perang dan kekerasan selalu berbuah kehancuran. Hidup ini perlu dihargai. Karena itu Yesus menawarkan alternatif perjuangan anti-kekerasan yaitu dengan “menyangkal diri” dan “memikul salib/penderitaan”. Menderita adalah pilihan yang lebih baik daripada memilih kehancuran. Kehancuran berarti “gameover”, namun kesabaran untuk bertahan dalam penderitaan akan membuka peluang perbaikan di masa mendatang. Dalam tujuan apapun, kekerasan bukanlah jalan terbaik bahkan semulia apapun tujuan itu. Yesus sendiri memilih jalan menderita sekalipun tujuanNya sangat mulia. Penderitaan karena cinta damai tidaklah berarti kekalahan, tidak jarang ia justru menjadi strategi jitu mencapai kemenangan. AMIN

GKMI Ebenhaezer
@ by Daniel Lauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar