Makan Persembahan Berhala boleh-boleh saja, karena:
Matius 15:11 "...bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
--
namun tetap harus berhikmat, kalo pas ada orang2 yg lemah imannya & suka meributkan hal2 sepele seperti itu , ya lebih baik gak usah makan di-depan dia, supaya gak jadi batu sandungan, hehehe. Karena :
1Kor 8:8 "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."
1Kor 8:9 Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
--
Demikian juga kalo pas ada Imlek & anda diundang makan oleh tuan rumah yg keluarganya belum percaya Yesus, lalu mereka menyajikan makanan2 dari persembahan berhala, maka kita tidak perlu menolak sehingga membuat mereka malah sakit hati pada kita. So, makan aja, Nggak apa-apa kok. Firman Tuhan berkata :
1 Korintus 10:27 Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
--
Tapi kalo lagi asyik makan makannan itu, tiba-tiba ada orang Kristen yang tidak setuju, lalu ngomel-ngomel & ngoceh gak karuan "Kamu gila ya ..., Jangan dimakan dunk, itu kan makanan persembahan berhala"... yach tersenyumlah, lalu cukup makan nasi putih aja, bilang aja ama tuan rumah kalo anda lagi mau diet atau lagi puasa mutih cuma makan nasi putih karena sedang cari wangsit....... (Lalu biarkan aja dia yang ribut sama tuan rumah & berkelahi di-taman depan. wkwkwkwk)
--
Tapi kalo emang lagi anda lagi laper banget, dan yang ada cuman makanan persembahan berhala itu yg terdiri dari berbagai menu (Ada salad 7 rasa, ayam pengemis, ikan salmon jamur es, cumi goreng mentega dengan caviar, udang mabuk saus rum, steak lulur dalam, dsb huaaa...enyak, enyak, enyak...), tapi kamu masih aja sungkan-sungkan, maka silahkan menahan diri & telpon saya aja. Nanti saya pasti datang mewakilimu.
1Korintus 10:29 Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberata hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
--
Tapi kalau nggak mau diwakili, karena seumur-umur baru ketemu makanan senikmat itu, ya udah nikmati saja dengan ucapan syukur.
1Korintus 10:30 Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?"
--
Daripada anda kelaparan, lalu nyesel 7 keturunan dan mengeluh kenapa harus ada dia, dan ini malah nggak memuliakan Tuhan...ya udah, sikat aja bleeh......
1Korintus 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
--
Jadi, kalo ada kasus kayak gitu, mending kita tetap makan persembahan berhala itu bersama tuan rumahnya. Soalnya, orang kristen yang protes itu, meskipun saya melanggar protesnya dia, toh dia akan tetap percaya Yesus. Sedangkan tuan rumah yg ngundang saya itu kan belom percaya Yesus, maka saya akan lebih memilih untuk makan makanan berhala itu bareng dengan dia, supaya saya punya kesempatan memberitakan injil keselamatan kepadanya.
1Korintus 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
1Korintus 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.
--
Jadi kesimpulannya,
1 Korintus 10:23 "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
1 Korintus 10:24 Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
1 Korintus 10:25 Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
1 Korintus 10:26 Karena: "bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan."
Jadi, kalo mau tanya, makanan mana yang halal & yang haram ? Bukan berhala yang menentukan, karena berhala tuh nggak bisa makan. Pegang sendok, garpu atau sumpit saja nggak bisa...trus, mana yang halal dan mana yang haram ?
Ah..gitu aja kok repot. Pokoknya : "Makanan yg Enak itu Halal. Makanan yang nggak enak itu Haram"
wahahahahahaha
Nyaam..Nyam..Nyaam...
God Bless You
"Hitherto the Lord has helped
us."
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
(Adaptation from Pst.Wenas - Trinity Church)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar