Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong sisir yang indah untuk rambut kekasihnya.
Ketika hari Natal
tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu,
namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan
dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang
memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang
lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah-
hadiah itu; Mereka masing - masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya
untuk diberikan kepada pasangannya...
Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?
Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat - sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu
berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15 :13, 14)
With Love in Christ
Daniel Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar