Natal akan segera tiba, dan Sam bertanya pada ibunya
apakah ia bisa memiliki sepeda baru. Jadi, sang ibu memberitahunya untuk
memintanya dengan menulis surat kepada Sinterklas. Tapi, Sam malah
ingin menulis surat pada bayi Yesus. Ibunya membolehkannya.
Sam pergi ke kamarnya dan menulis, "Yesus, aku sudah
menjadi anak yang baik dan ingin mendapat hadiah Natal berupa sepeda."
Namun, ia tidak terlalu puas dengan tulisannya itu ketika
ia membacanya ulang. Maka ia mencoba untuk menulis lagi, dan kali ini ia menulis, "Yesus, selama ini aku sering menjadi anak yang baik, dan
sekarang ingin sepeda untuk hadiah Natal."
Ia membacanya lagi dan tidak puas juga dengan tulisan
itu. Ia mencoba menulis lagi untuk ketiga kalinya, "Yesus, aku bisa
menjadi anak yang baik dan aku akan sangat berusaha untuk menjadi anak yang baik jika aku
mendapatkan sepeda baru."
Ia membacanya lagi, namun ia belum puas juga. Maka, ia
memutuskan untuk jalan-jalan sebentar sambil memikirkan bagaimana baiknya suratnya.
Setelah beberapa waktu, saat jalan-jalan, ia melewati sebuah
rumah-rumahan di mana terdapat patung Bunda Maria di dalamnya. Ia pun merangkak
mendekati patung itu, mengambil patung dan menyembunyikan patung itu di balik
jaketnya, buru-buru pulang ke rumah, dan kemudian menyembunyikannya
di bawah tempat tidur. Lalu ia menulis surat, "Yesus, jika Kamu ingin
bertemu dengan ibu-Mu lagi, sebaiknya Kamu memberikanku
sepeda."
With
Love in Christ
"Hitherto the Lord has helped
us."
Ebenhaezer
From the desk of Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar