Hari Natal merupakan saat yang tepat untuk memberi hadiah kepada orang-orang yang dicintai. Oleh karenanya, bukan suatu pemandangan yang aneh jika menjelang Natal kebanyakan toko penuh dengan pengunjung.
Karen, ibu dari lima anak yang tinggal di West Hazleton, Pennsylvania, juga ingin melakukan hal yang sama. Sebagai ibu yang baik, Karen sangat ingin memberikan hadiah kepada Amanda, anak sulungnya. Setelah dipikir-pikir, akhirnya Karen memutuskan untuk menghadiahkan banjo kepadanya.
Ia pun mulai mencari barang yang diinginkan tersebut. Hampir semua toko yang ada di kotanya didatangi. Namun sayang sekali, banjo idaman itu tidak ditemuinya. Entah kenapa barang itu sangat laris. Ibu yang sangat menyayangi anaknya ini tetap tidak berputus asa, ia mencoba mencari di situs internet. Lagi-lagi, usahanya itu gagal. Akhirnya, ia menelepon beberapa teman untuk membantu mendapatkan banjo itu.
Di suatu kota lain, salah satu teman Karen melihat banjo tersebut di pamflet yang diiklankan oleh suatu pertokoan. Setelah mengikuti Pemahaman Alkitab di gerejanya, ia langsung ke toko tersebut.
Di sana sudah banyak orang antre untuk masuk ke toko. Ia lalu ikut antre di luar bersama orang-orang itu. Setelah masuk, ia bersama tunangannya, Susan, mulai mencari banjo tersebut. Namun setelah mengelilingi hampir semua sudut, banjo yang diinginkan itu tidak ditemuinya. Teman Karen ini menjadi sedikit kesal karena banjo itu dipampang dalam pamflet iklan toko tersebut, sedangkan barangnya tidak ada.
Tiba-tiba, seorang pramuniaga memberikan banjo yang sangat diinginkan itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Teman Karen itu pun langsung mengucapkan terima kasih namun sang pramuniaga itu tidak membalas ucapannya, ia tetap membisu. Ia memperhatikan nama yang tertempel di dadanya, tertulis nama Karen. Setelah menerima banjo dari pramuniaga misterius tersebut, ia dan Susan langsung menuju kasir untuk membayarnya.
Kasir toko itu sangat terkejut lalu bertanya, dari mana mereka mendapatkan banjo tersebut. Ia kemudian menjelaskan bahwa toko itu sudah kehabisan banjo selama beberapa hari. Kejadian itu membuat geger toko yang sedang ramai pengunjung itu. Apalagi setelah ia menyebutkan bahwa pramuniaga yang memberikan banjo itu bernama Karen. Mereka semua menjadi bingung karena karyawan toko tersebut tidak ada yang bernama Karen.
Susan pun berkata bahwa ia tidak melihat fisik Karen, si pramuniaga misterius itu. Namun ia melihat ada sinar berjalan melalui koridor sisi lain toko tersebut ketika ia sedang mencari banjo tersebut.
Mendengar cerita yang sangat mengharukan itu, tunangan Susan langsung merasa sangat gembira. Ia lalu menelepon Karen, temannya yang sedang bingung mencari hadiah yang cocok untuk anaknya itu. Karen sangat senang mendengar kabar bahwa banjo yang sangat diinginkan oleh Amanda itu akhirnya didapatkan.
Rasa bahagia Karen pun berubah menjadi rasa haru, bahkan ia pun menangis ketika mendengar cerita tentang sinar dan pramuniaga misterius yang baik hati itu. Karen dan temannya itu sangat percaya bahwa yang memberikan hadiah itu adalah malaikat sendiri.
With Love in Christ
Daniel Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar