Renungan Warta Jemaat No.335
Minggu, 11 Januari 2015
Minggu Pembaptisan Tuhan
Yehezkiel
36:24-28
“God & I” bukan hanya berbicara soal
keintiman relasi melainkan juga berbicara soal pemulihan eksistensi. Ketika
manusia bergelimang dalam dosa, maka dampaknya bukan hanya pada keterpisahan
antara Allah dan manusia, melainkan juga pada eksistensi Allah dan manusia.
Allah (God) tidak lagi sungguh-sungguh menjadi Allah bagi manusia, karena
banyak “allah” lain yang membuat manusia tunduk dan mengutamakannya. Lihat saja
bagaimana manusia mengutamakan harta, kekuasaan, status, gengsi, keinginan
lebih dari segalanya, bahkan lebih dari ketaatan pada kehendak Allah yang
sejati. Ketika Allah “diusir” dan “dinomorduakan”, maka kitapun kehilangan
eksistensi diri sebagai Umat Allah. Karena bagaimana mungkin kita dapat disebut
“Umat Allah” jika tidak berjalan dalam ketetapan dan berpegang pada
peraturan-Nya ? Allah ingin memulihkannya, dan hal itu ditempuh melalui
pembaruan internal yang menyentuh hati dan roh kita, sehingga kita kembali
memiliki ketaatan kepada Allah. Disinilah kita kembali menemukan eksistensi
Allah sebagai “God” dan diri kita masing-masing (I) sebagai “Umat-Nya”. Kiranya
rumah ibadah baru di “Tanah Godi” yang Tuhan anugerahkan ini akan membuat
setiap kita mengalami pembaruan internal dan hidup dalam ketaatan, sehingga “kamu akan diam di dalam negeri yang telah
Kuberikan … dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu” (ayat
28). Ketika eksistensi “God & I” dipulihkan, maka berkat Allah pun dicurahkan
(bdk.ayat 29-30, 36). AMIN
GKMI Ebenhaezer
@ by Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar