Renungan Warta Jemaat No.343
Minggu, 08 Maret 2015
Thema Masa Raya Paskah : Cross to Heaven
Pra Paskah III
Lukas
19:41-48
Syair lagu “Sakitnya tuh di sini, di dalam hatiku”, nampaknya sudah begitu
akrab melekat dengan kita sehingga tidak lagi bernuansa kesedihan, apalagi
ketika dinyanyikan dengan irama rancak. Padahal hati yang sakit/luka sebenarnya
sangatlah menyiksa. Sakit fisik rata-rata dapat ditemukan obatnya di apotik,
namun hati yang luka tidaklah mudah menemukan penangkalnya. Sampai saat inipun
belum ditemukan dokter spesialis luka hati. Yesus pernah mengalami hal ini,
ketika melangkahkan kaki ke Yerusalem. Yesus tahu apa yang akan terjadi di kota
itu, Ia bagaikan “kuthuk marani sundhuk”.
Namun Luka Hati Yesus bukan karena derita yang akan di alami, melainkan karena
Yesus mempersonifikasikan Yerusalem tak ubahnya manusia yang berada dalam
bahaya namun menolak pertolongan yang baik. Yerusalem yang indah tidaklah
seindah karakter penghuninya yang menjadi pembunuh nabi-nabi. Di Yerusalem yang
berarti “kota damai” , justru di situlah Yesus Sang Pembawa Damai ditolak dan
dibunuh. Yerusalem yang semarak dalam pujian ”Diberkatilah Dia” adalah
Yerusalem yang bernoda kata “salibkan Dia”.
Luka hati Yesus sampai sekarang masih tertoreh kala menyaksikan
kesalehan umat percaya tidaklah seindah yang nampak; ketika nama baptis yang
indah bertolak belakang dengan citra diri yang dikenal; dan ketika manusia
dengan mudah “membelakangi” Yesus ketika harapannya tak terpenuhi. .. duh.. “sakitnya tuh di sini” bagi Yesus tentu
bukanlah sekedar syair lagu, namun menghujam dan merobek hati-Nya. Bisakah kita memahamiNya ? AMIN
GKMI Ebenhaezer
@ by Daniel Lauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar